Selasa, 26 Maret 2013

Gejala klinis gigitan ular berbisa


GEJALA KLINIS :
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular.
Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, memar sampai dengan nekrosis, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur.
Efek sistemik spesifik
Efek sistemik spesifik dapat dibagi berdasarkan:
1.      Koagulopati
Beberapa spesies ular dapat menyebabkan terjadinya koagulopati.  Tanda tanda klinis yang dapat ditemukan adalah keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan,venipuncture dari gusi dan bila berkembang akan  menimbulkan hematuria, haematomesis, melena dan batuk darah.
2.      Neurotoksik 
Gigitan ular ini dapat menyebabkan terjadinya flaccid paralysis.Ini biasanya berbahaya bila terjadi paralisis pada pernafasan. Biasanya tanda-tanda yang pertama kali dijumpai adalah pada saraf kranial seperti ptosis,oftalmoplegia progresif bila tidak mendapat anti venom akan terjadi kelemahan anggota tubuh dan paralisis pernafasan. Biasanya full paralysisakan memakan waktu + 12 jam, pada beberapa kasus biasanya menjadi lebih cepat, 3 jam setelah gigitan.
3.      Miotoksisitas
Miotoksisitas hanya akan ditemukan bila seseorang diserang atau digigitoleh ular laut. Ular yang berada didaratan biasanya tidak ada yang menyebabkan terjadinya miotoksisitas berat. Gejala dan tanda adalah :nyeri otot,tenderness, mioglobinuria dan berpotensi untuk terjadinya gagalginjal, hiperkalemia dan kardiotoksisitas

Gigitan Elapidae
(misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits)
1.      Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut.
2.      Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak.
3.       Setelah digigit ular
a.       15 menit: muncul gejala sistemik.
b.      10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut. Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.

Gigitan Viperidae/Crotalidae
38 korban gigitan ular Viperidae, 29 (76%) mengalami koagulopati, dengan 20 (53%) terdapat beberapa kelainan komponen koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia).
(ular: ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo):
1.      Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan.
2.      Gejala sistemik muncul setelah 5 menit atau setelah beberapa jam.
3.      Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.

Gigitan Hydropiidae
(misalnya: ular laut):
1.      Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.
2.      Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri menyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk diagnosis), ginjal rusak, henti jantung.

Gigitan Rattlesnake dan Crotalidae
(misalnya: ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo)
1.      Gejala lokal: ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri di daerah gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian polivalen crotalidae antivenin.
2.      Anemia, hipotensi, trombositopeni.
Rasa nyeri pada gigitan ular mungkin ditimbulkan dari amin biogenik, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin, yang ditemukan pada Viperidae. Sindrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadi edem (pembengkakan) pada tungkai ditandai dengan 5P: pain (nyeri), pallor (muka pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis (kelumpuhan otot), pulselesness (denyutan).